TEKNOLOGI PENGOLAHAN UMBI-UMBIAN DAN SEREALIA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Serealia dan umbi-umbian adalah sumber karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh manusia sebagai makanan pokok ataupun makanan tambahan. Peningkatan produksi serealia, terutama tanaman padi terus dilakukan. Berbagai jenis tanaman padi-padian dan umbi-umbian cukup banyak yang dapat tumbuhdengan baik di Indonesia. Hasil tanaman padi-padian yang juga dikenal dengan sebutan serealia seperti padi, jagung,, dan sorghum dapat dikatakan sebagai bahan makanan pokok oleh penduduk manusia dan bagian bumi lain di dunia.
Teknologi pengolahan dalam hal ini umbi-umbian dan serealia sangat penting untuk diperhatikan, terutama oleh petani. Hal tersebut dilakukan karena hasil pertanian umumnya mudah rusak, terutama saat pengumpulan, perlunya pengolahan sebelum dipasarkan maupun di konsumsi, sebagai peanekaragaman makanan dan sebagai salah satu usaha menciptakan lapangan kerja baru.
Baik serealia maupun umbi-umbian, komponen utamanya adalah karbohidrat. Selain itu dalam hasil pertanian tersebut dijumpai protein, lemak, vitamin dan mineral. Pemanfaatan dari serealia dan umbi-umbian menjadi produk lain yang bermanfaat dan memiliki nilai jual yang tinggi. Beberapa contoh pemanfaatan serealia adalah pada proses pembuatan mie basah, bihun, tape ketan, sedangkan pada umbi-umbian umumnya dibuat kripik, tepung yang diolah menjadi makanan, dan juga tape.

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Pengertian umbi-umbian dan serealia
2.      Teknologi pemanfaatan umbi-umbian dan serealia
3.      Teknologi pengolahan umbi-umbian dan serealia
1.3  TUJUAN PENULISAN
1.      Mengetahui pengertian umbi-umbian dan serealia
2.      Mengetahui teknologi pemanfaatan umbi-umbian dan serealia
3.      Mengetahui teknologi pengolahan umbi-umbian dan serealia







BAB II
ISI
       2.1       PENGERTIAN UMBI-UMBIAN DAN SEREALIA
Umbi adalah organ tumbuhan yang mengalami perubahan ukuran dan bentuk ("pembengkakan") sebagai akibat perubahan fungsinya. Perubahan ini berakibat pula pada perubahan anatominya. Organ yang membentuk umbi terutama batang, akar, atau modifikasinya. Hanya sedikit kelompok tumbuhan yang membentuk umbi dengan melibatkan daunnya. Umbi akar (bahasa Latin: tuber rhizogenum, bahasa Inggris: tuberous root) merupakan umbi yang terbentuk dari akar. Dilihat dari asalnya, umbi akar dapat terbentuk dari akar tunggang, seperti umbi wortel atau lobak, maupun dari akar cabang, seperti umbi ketela pohon/singkong, ketela rambat/ubi jalar, dan garut. Umbi batang (bahasa Latin: tuber cauligenum) merupakan umbi yang terbentuk dari batang atau struktur modifikasi batang, seperti geragih (stolo) atau rimpang (rhizoma). Umbi batang dihasilkan oleh beberapa spesies Solanaceae (yang paling dikenal adalah umbi kentang) dan Asteraceae (seperti umbi dahlia dan topinambur). Umbi lapis (bulbus) merupakan sejenis umbi yang terbentuk dari tumpukan (pangkal) daun yang tersusun rapat dalam format roset. Umbi jenis ini dibentuk oleh beberapa suku-suku monokotil seperti Amaryllidaceae (arti luas, termasuk kelompok bawang-bawangan) dan Liliaceae.
Serealia dikenal juga sebagai sereal atau biji-bijian (bahasa Inggris: cereal) adalah sekelompok tanaman yang ditanam untuk dipanen biji atau bulirnya sebagai sumber karbohidrat/pati.Kebanyakan serealia merupakan anggota dari suku padi-padian dan disebut sebagai serealia sejati. Anggota yang paling dikenal dan memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga dikenal sebagai serealia utama adalah padi, jagung, gandum, gandum durum, jelai, haver, dan gandum hitam. Beberapa tanaman penghasil bijian yang bukan padi-padian juga sering disebut serealia semu (pseudocereals); mencakup buckwheat, bayam biji (seed amaranth), dan kinoa. Beberapa serealia juga dikenal sebagai pakan burung berkicau, seperti jewawut dan berbagai jenis milet.

       2.2       TEKNOLOGI PEMANFAATAN UMBI-UMBIAN DAN SEREALIA
A.    PEMANFAATAN UMBI-UMBIAN
1.      Talas
Talas merupakan umbi-umbian lokal Indonesia yang masih belum digunakan dengan maksimal untuk diolah sebagai produk. Masyarakat masih menggunakannya sebagai produk gorengan atau sayuran. Umumnya bagian dari talas yang dikonsumsi adalah bagian umbinya. Akan tetapi bagian lain dari talas juga dapat dimanfaatkan, seperti daun dapat digunakan sebagai sayur, atau kulit umbi talas dapat digunakan sebagai makanan ternak. Keunggulan umbi talas antara lain rendah lemak, bebas gluten, serta mudah dicerna. Talas mudah dicerna karena pati talas berukuran kecil dan kandungan patinya cukup tinggi, yaitu 70–80 gram/100 gram berat talas kering (Quach et al, 2000).
Ø  Tepung talas rendah oksalat
Proses pembuatantepung talas cukup sederhana, talas yang telah dipanen dikupas kemudian dicuci sampai bersih dan selanjutnya diiris tipis. Untuk mereduksi oksalat dilakukan perendaman dengan larutan garam dengan konsentrasi 10% selama 120 menit –150 menit, ditiriskan dan kemudian direndam kembali dengan air (25°C) selama 3 jam. Setelah itu dilakukan penirisan kedua sebelum dikeringkan. Pengeringan dapat menggunakan sinar matahari, jika menggunakan alat pengering digunakan suhu 60°C selama 16 jam. Setelah kering kemudian digiling dan diayak (Marliana, 2011).
Ø  Mie talas
Pembuatan mie talas dapat digunakan talas yang masih segar kemudian dikukus dan dihaluskan.
Campuran tepung terigu yang diperlukan sebesar 50%, garam, dan kocokan telur. Teknik pembuatan mie talas adalah: talas dikupas, dicuci, direndam dengan air garam untuk menghilangkan rasa gatal dan lendir, dicuci kembali, dikukus, haluskan, dicampur dengan bahan lainnya. Kemudian pembuatan lembaran (diulang kurang lebih 6 kali) sebelum dicetak atau pemotongan mie,perebusan dengan waktu yang tidak terlalu lama (kurang lebih 1 menit), diangkat dan langsung dimasukkan dalam air dingin untuk menghentikan proses gelatinisasi, lalu ditiriskan hingga dihasilkan mie basah. Mie basah ini dapat langsung digunakan sebagai penganan pengganti nasi atausumber karbohidrat keluarga .
Ø  Pangsit talas
Perlakuan awal pada pembuatan pangsit talas ini hampir sama dengan pembuatan mie talas, yaitu untuk menghilangkan rasa gatal dan lendir yang terdapat pada talas. Komposisi bahan yang diperlukan adalah talas yang sudah dikukus dan dihaluskan (500 g), tepung terigu (500 g), margarine (100 g), garam (secukupnya), bawang putih dihaluskan (50 g), air (80 ml), dan minyak untuk menggoreng. Bahan lain dapat ditambah potongan daun bawang dan seledri sesuai selera. Proses pengolahannya sebagai berikut talas kukus yang telah dihaluskan dicampur dengan terigu, garam, dan bumbu lain, aduk rata. Margarine dilelehkan lalu di tambah air tapitidak sampai mendidih. Kemudian dicampur kedua bahan tersebut sambil diaduk merata hingga kalis, dibuat lembaran, dipotong tipis-tipis dan digoreng hingga kekuningan seperti pada Gambar 2 (Balitkabi, 2013). Pangsit talas disimpan dalam wadah tertutup rapat, dan jika ingin dipasarkan dapat menggunakan plastik PE 0.8 mm.
2.      Ubi Jalar
Ubi jalar (Ipomoea batatas L) menyimpan potensi yang cukup besar baik sebagai pangan alternatif maupun pengembangan untuk skala luas. Keunggulan ubi jalar putih sebagai bahan makanan pokok adalah mengandung kalsium yang tinggi dibandingkan beras, jagung, terigu dan sorghum. Ubi jalar dapat diolah menjadi berbagai macam produk jadi, dari ubi segar yang bisa langsung dikonsumsi maupun produk setengah jadi sebagai bahan baku industri pangan ataupun industri pakan ternak.
Ø  Keripik ubi jalar
Teknik pembuatan keripik ubi jalar berdasarkan produk yang diinginkan (produk setengah jadi atau produk jadi). Teknik pembuatan keripik (produk jadi): ubi dikupas, diiris, dan digoreng, sedangkan pengolahan keripik produk setengah jadi adalah: ubi dikupas, dikukus, dikeringkan, dan digoreng apabilaakan dikonsumsi.
Ø  Pati ubi jalar
Pati ubi jalar dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dalam pembuatan roti, biskuit, soun, sirup ubi jalar sebagai bahan dasar pembuatan kembang gula, es krim, jelly, dan saos. Selain itu pati ubi jalar dapat digunakan dalam industri kimia, obat-obatan, tekstil, dan bahan kosmetik.Pengolahan pati ubi jalar meliputi: pencucian,pemarutan,penyaringan, pengendapan untuk memisahkan pati dengan protein, polifenol, dan komponen lain, pencucian pati, pengeringan. Pati kering yang masih menggumpal digiling/proses penepungan, dan pengayakan.
Ø  Tepung ubi jalar
Prose pembuatan tepung ubi jalar adalah: pengupasan, pengirisan atau penyawutan secara manual atau menggunakan alat, perendaman dengan larutan natrium metabisulfit (3 liter air ditambah 2 gram natrium metabisulfit / kg ubi) kurang lebih 15 menit, ditiriskan, dibilas, penjemuran/pengeringan menggunakan oven pada suhu 50°C hingga kandungan air mencapai kurang lebih 7%, penggilingan atau penepungan, pengayakan 80 mesh. Tepung ubi jalar dapat digunakan sebagai bahan substitusi terigu untuk pembuatan roti, kue kering, dan mie.
Ø  Kue/roti
Tepung ubi jalar jalar dapat diolah menjadi berbagai macam kue kering, kue bolu/cake, kue basah, dan roti tawar/manis. Resep untuk pembuatannya sangat beragam, tergantung pada pembuatnya. Kue bolu dan kue kering dapat menggunakan tepung ubi jalar hingga 100% atau kurang, sedangkan untuk pembuatan roti tawar/manis dan donat hanya menggunakan tepung ubi jalar 10-20% dan sisanya tepung terigu. Hal ini karena roti dan donat memerlukan daya mengembang sehingga memerlukan tepung terigu yang lebih banyak dari tepung ubi jalarnya (Antarlina, 1997).

3.      Singkong
Ubi kayu atau singkong merupakan salah satu bahan makanan sumber karbohidrat (sumber energi). Kandungan dalam 100 gram bahan, komposisi karbohidrat mencapai 34 gram, protein 1.2 gram, lemak 0.3 gram, air 62.50 gram, dan komponen lainnya. Ubi kayu dalam keadaan segar tidak tahan lama, sehingga untuk pemasaran yang memerlukan waktu lama, ubi kayu harus diolah dulu menjadi bentuk lain yang lebih awet, seperti gaplek, tapioka (pati singkong), tepung singkong, tapai, dan lain sebagainya.

Ø  Tepung singkong dan MOCAF
Ubi kayu yang telah dikupas dan dicuci bersih selanjutnya disawut dengan mesin sawut kemudian dipres hingga keluar sebagian kandungan airnya dan dijemur. Tepung singkong diperoleh dengan menggiling sawut kering tersebut hingga dihasilkan tepung putih. Tepung singkong mengandung serat kasar serta komponen zat gizi lain yang lebih tinggi dibandingkan dengan tapioka, (Sri Dewi I., 1999).
Tepung mocaf (modified cassava flour) atau dalam bahasa Indonesia disebut tepung singkong dimodifikasi. Hal ini karena dalam pembuatan mocaf dilakukan proses khusus yang disebut dengan fermentasi atau pemeraman yang melibatkan jasa mikrobia atau enzim tertentu, sehingga selama proses fermentasi berlangsung terjadi perubahan yang luar biasa dalam massa ubi, baik dari aspek perubahan fisik, kimiawi, dan mikrobiologis serta inderawi. Beberapa informasi mengatakan bahwa selama proses fermentasi berlangsung tumbuh berbagai spesies mikrobia antara lain Carinebacterium manihot, Geotrichum candidum, Aspergillus sp, Syncephalastrum sp, Leuconostop sp, Alcaligenus sp, Lactobacillus sp, Streptococcus, Aacinotobacter dan Bacillus sp. Semua mikrobia tersebut berperan dalam melakukan perubahan pada massa ubi dan medianya (air rendaman) (Kymaryo et al.,2000).


B.     PEMANFAATAN SEREALIA
Ø  Padi (Beras)
Beras adalah bulir padi yang sudah dipisahkan dari sekam. Beras mengandung karbohidrat yang kaya akan zat gula atau glukosa. Rasa manis dari kandungan glukosa merupakan sumber energi yang bermanfaat bagi tubuh untuk melakukan berbagai aktifitas. Selain rasa manis dan beras tanak, nasi cocok dipadukan dengan berbagai lauk pauk yang membuat orang menggunakan beras sebagai makanan poko. Warna beras yang berbeda beda diatur secara genetik, akibat perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada endospermia. Adapun berbagai jenis warna beras yaitu beras putih, beras merah, beras ketan hitam, dan beras ketan putih.

Ø  Jagung
Jagung (Zea mays) merupakan salah satu serealia yang strategis dan bernilai ekonomis serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras. Selain sebagai sumber karbohidrat, juga merupakan sumber protein yang penting dalam menu masyarakat Indonesia. Kandungan gizi utama jagung adalah pati (72%-73%),dengan perbandingan amilosa dan amilopektin 25-30% : 70-75%, namun pada jagung pulut (waxy maize) 0-7% : 93-100%. Kadar gula sederhana jagung (glukosa, fruktosa, dan sukrosa) berkisar antara 1-3%. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Perbedaan ini tidak hanya berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis tidak mampu memproduksi pati sehingga bijinya terasa lebih manis ketika masih muda.
Hampir seluruh bagian tanaman jagung dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Batang dan daun tanaman yang masih muda dapat digunakan untuk pakan ternak, yang tua (setelah dipanen) dapat digunakan untuk pupuk hijau atau kompos. Saat ini cukup banyak yang memanfaatkan batang jagung untuk kertas. Harganya cukup menarik seiring dengan kenaikan harga bahan baku kertas berupa pulp. Buah jagung yang masih muda banyak digunakan sebagai sayuran, perkedel, bakwan, dan sebagainya. Kegunaan lain dari jagung adalah sebagai pakan ternak, bahan baku farmasi, dextrin, perekat, tekstil, minyak goreng, dan etanol.

Ø  Gandum
Gandum (Triticum spp.) adalah sejenis tanaman yang kaya akan karbohidrat. Gandum biasanya diguanakan untuk memproduksi tepung terigu, pakan ternak, ataupun difermentasi untuk menghasilkan alkohol. Biji gandum terdiri atas: 83% endosperma, 14,5% bran & aleurone layer, 2,5% germ. Tepung terigu adalah tepung/bubuk halus yang berasal dari biji gandum, dan digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mi, dan roti. Tepung terigu mengandung banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Tepung terigu juga mengandung protein dalam bentuk gluten, yang berperan dalam menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan terigu.

Ø  Sorgum
Sorgum adalah tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak, dan bahan baku industri. Tanaman sorgum mirip tanaman jagung, namun tumbuh lebih tinggi dan cocok ditanam di tempat yang kering maupun berair, dan tahan terhadap hama daripada tanaman sejenisnya. Dari segi gizi, sorgum mengandung karbohidrat, protein, kalsium, dan zat lain yang bermanfaat. Sorgum bermanfaat mulai dari daun sampai akarnya.
-          Daunnya menjadi sumber pakan ternak, tangkai daunnya bisa dijadikan kerajinan tangan dan sapu. Bunga sorgum juga bisa dimanfaatkan sebagai bunga kering untuk hiasan.
-          Batangnya adalah lumbung bioetanol dan bahan pembuat kertas. Batang yang masih muda bisa dibua sirup, karena rasanya manis. Caranya, kupas kulit batang yang masih muda dan diambil bagian dalamnya.
-          Akarnya dapat digunakan sebagai jamu untuk memperlancar peredaran darah. Akar cukup diseduh, lalu airnya diminum.
-          Bijinya mengandung gizi tinggi, nilai protein, kalsium, dan karbohidratnya lebih besar dibandingkan beras dan jagung. Sorgum juga kaya serat dan mengandung gluten rendah. Biji sorgum dapat dibuat tepung sebagai bahan dasar pembuatan makanan. Bahkan setelah dikupas kulitnya, biji sorgum dapat langsung ditanak layaknya beras dan dikonsumsi.


       2.3       TEKNOLOGI PENGOLAHAN UMBI-UMBIAN DAN SEREALIA
1.      Merebus(Boiling)
Merebus adalah melunakkan atau mematangkan bahan makanan dalam cairan (air, kaldu, santan atau susu sampai mendidih). Kematangan bahan makanan tidak boleh terlalu lunak agar vitaminnya masih ada.
2.      Mengukus(Steaming)
Mengukus adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih. Bahan makanan diletakkan dalam suatu tempat, lalu uap air disalurkan di sekeliling bahan makanan yang dikukus. Dengan mengukus rasa asli dan nutrisi makanan tetap terjaga. Alat yang biasa digunakan adalah panci kukus. Mengukus memang membutuhkan waktu yang lebih lama daripada merebus (boiling). Namun, bahan makanan yang dikukus akan mempertahankan warna dan rasa yang lebih baik daripada sayuran yang direbus.
3.      Menggoreng(Frying)
Menggoreng adalah metode memasak bahan makanan di dalam minyak goreng panas. Menggoreng bisa dilakukan dengan medium minyak goreng banyak (deep frying), sehingga bahan makanan yang digoreng tercelup minyak dan minyak goreng sedikit (pan frying/shallow frying). Namun, ada juga menggoreng non minyak (sangrai) biasanya untuk menggoreng kerupuk melarat/kerupuk disel (kerupuk yang dibuat dari kanji) dengan menggunakan medium pasir. Atau menggoreng menggunakan medium udara panas biasanya menggoreng kopi biji atau kacang tanah polong.
4.      Penyosohan
Penyosohan merupakan proses untuk menghilangkan kulit biji dengan disosoh. Penyosohan secara tradisional dilakukan dengan alu dan lumpang ditambah percikan air ke biji serealia yang ditumbuk. Proses penyosohan diharapkan dapat menghilangkan kulit ari dan lembaga pada biji serealia, sehingga menjadi butiran besar ataupun butiran kecil untuk mempermudah dalam proses penanganan lanjutan. Saat ini, penyosohan dilakukan dengan menggunakan mesin.
5.      Penggilingan
Penggilingan dimaksudkan untuk menghaluskan bahan baku menjadi adonan. Proses penggilingan dapat dilakukan secara tradisional dan modern. Cara tradisional penghalusan bahan baku dilakukan dengan pemarutan atau penumbukan hingga halus. Jika secara modern penghalusan bahan baku dilakukan dengan menggunakan mesin          penggilingan.
6.      Pengeringan
Tujuan utama pengeringan adalah untuk mengurangi kandungan air bahan sampai batas yang aman untuk disimpan. Pengeringan dengan panas matahari merupakan teknik pengolahan yang paling sederhana. Setelah bahan baku pangan dikupas/dibersihkan dan mengalami pencucian dan pemotongan, kemudian bahan baku tersebut dikeringkan dengan cara dijemur diterik matahari hingga kering. Faktor utama yang mempengaruhi pengeringan yaitu kecepatan pengeringan dari suatu bahan pangan tersebut. Pengeringan secara modern dilakukan dengan mesin yang dapat diatur sesuai suhunya dengan kebutuhan.
7.      Blanching
Blanching adalah proses perlakuan pemanasan awal yang biasanya dilakukan pada bahan nabati segar sebelum mengalami proses pembekuan, pengeringan atau pengalengan. Blanching bermanfaat untuk mempermudah proses pengupasan kulit pada buah atau kacang-kacangan dan untuk menunjang tampilan warna dari beberapa sayuran (terutama hijau) sehingga klorofilnya tidak hilang dan tetap segar.
Proses blanching dilakukan dengan memanaskan bahan pangan pada suhu kurang dari 100°C dengan menggunakan air panas atau uap air panas. Contoh proses blanching yaitu mencelupkan sayuran atau buah di dalam air mendidih selama 3 sampai 5 menit atau mengukusnya selama 3 sampai 5 menit. Kemudian langsung/segera dilanjutkan proses pendinginan dengan cara dibenamkan ke dalam air es selama beberapa waktu, biasanya lamanya waktu untuk proses pendidngan sama dengan lama waktu yang digunakan       untuk   blancing.
Waktu pendinginan ini tidak boleh terlalu lama, karena dapat menyebabkan meningkatnya kehilangan komponen larut air (lisis) kedalam air pendingin. Untuk meminimalkan kehilangan komponen larut air (lisis) kedalam air pendingin, maka proses pendinginan dapat dilakukan dengan menggunakan udara dingin sebagai media pendinginnya. Pendinginan bertujuan untuk mencegah pelunakan jaringan yang berlebihan sekaligus dan sebagai proses pencucian setelah blanching. Setiap bahan pangan memiliki waktu proses blanching yang berbeda-beda untuk inaktivasi enzim, tergantung pada jenis bahan tersebut, metode blanching yang digunakan, ukuran bahan dan suhu media         pemanas          yang    digunakan.
Tujuan Blanching adalah untuk menginaktifkan enzim, menginaktifkan mikroorganisme dan melunakkan tekstur atau jaringan.











BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
Umbi-umbian adalah bahan nabati yang diperoleh dari dalam tanah, misalnya ubi kayu, ubi jalar, kentang, bawang, jahe, talas, bngkuang dan lain sebagainya. Pada umumnya umbi-umbian tersebut adalah bahan sumber karbohidrat terutama pati dan merupakan sumber cita rasa dan aroma karena mengandung oleoresin. Umbi-umbian adalah bahan nabati yang diperoleh dari dalam tanah, misalnya ubi kayu, ubi jalar, kentang, bawang, jahe, talas, bngkuang dan lain sebagainya.
Serealia adalah buah dari rumput yang dibudidayakan, anggota dari famili graminae. Serealia, dikenal juga sebagai sereal atau biji-bijian merupakan sekelompok tanaman yang ditanam untuk dipanen biji/bulirnya sebagai sumber karbohidrat/pati. Di Malaysia disebut sebagai bijirin. Kebanyakan serealia merupakan anggota dari suku padi-padian dan disebut sebagai serealia sejati.
Anggota yang paling dikenal dan memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga dikenal sebagai serealia utama adalah padi, jagung, gandum, gandum durum, jelai, haver, sorgum, dan gandum hitam. Beberapa tanaman penghasil bijian yang bukan padi-padian juga sering disebut serealia semu (pseudocereals); mencakup buckwheat, bayam biji (seed amaranth), dan kinoa. Beberapa serealia juga dikenal sebagai pakan burung berkicau, seperti jewawut dan berbagai jenis milet.
Teknik yang dipakai untuk mengolah umbi dan serealia adalah teknik merebus (boiling), mengukus (steaming) dan menggoreng (frying), penyosohan, penggilingan, pengeringan, dan blanching.

3.2  SARAN
Mari kita tingkatkan konsumsi umbi-umbian karena umbi-umbian juga mengandung zat gizi yang berguna untuk tubuh kita.



DAFTAR PUSTAKA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERAN NUTRISI DALAM SISTEM IMUN

METABOLISME KARBOHIDRAT DAN ANALISIS BIOKIMIANYA DALAM DARAH DAN URINE

KOMPOSISI TUBUH