TEKNOLOGI PENGOLAHAN UMBI-UMBIAN DAN SEREALIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Serealia dan umbi-umbian adalah sumber karbohidrat yang
banyak dikonsumsi oleh manusia sebagai makanan pokok ataupun makanan tambahan.
Peningkatan produksi serealia, terutama tanaman padi terus dilakukan. Berbagai
jenis tanaman padi-padian dan umbi-umbian cukup banyak yang dapat tumbuhdengan
baik di Indonesia. Hasil tanaman padi-padian yang juga dikenal dengan sebutan
serealia seperti padi, jagung,, dan sorghum dapat dikatakan sebagai bahan
makanan pokok oleh penduduk manusia dan bagian bumi lain di dunia.
Teknologi pengolahan dalam hal ini umbi-umbian dan serealia
sangat penting untuk diperhatikan, terutama oleh petani. Hal tersebut dilakukan
karena hasil pertanian umumnya mudah rusak, terutama saat pengumpulan, perlunya
pengolahan sebelum dipasarkan maupun di konsumsi, sebagai peanekaragaman
makanan dan sebagai salah satu usaha menciptakan lapangan kerja baru.
Baik serealia maupun umbi-umbian,
komponen utamanya adalah karbohidrat. Selain itu dalam hasil pertanian tersebut
dijumpai protein, lemak, vitamin dan mineral. Pemanfaatan dari serealia dan
umbi-umbian menjadi produk lain yang bermanfaat dan memiliki nilai jual yang
tinggi. Beberapa contoh pemanfaatan serealia adalah pada proses pembuatan mie
basah, bihun, tape ketan, sedangkan pada umbi-umbian umumnya dibuat kripik,
tepung yang diolah menjadi makanan, dan juga tape.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian
umbi-umbian dan serealia
2. Teknologi
pemanfaatan umbi-umbian dan serealia
3. Teknologi
pengolahan umbi-umbian dan serealia
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui
pengertian umbi-umbian dan serealia
2. Mengetahui
teknologi pemanfaatan umbi-umbian dan serealia
3. Mengetahui
teknologi pengolahan umbi-umbian dan serealia
BAB II
ISI
2.1
PENGERTIAN
UMBI-UMBIAN DAN SEREALIA
Umbi adalah organ tumbuhan yang mengalami perubahan ukuran
dan bentuk
("pembengkakan") sebagai akibat perubahan fungsinya. Perubahan ini berakibat pula pada perubahan
anatominya. Organ yang membentuk umbi terutama batang, akar, atau modifikasinya. Hanya sedikit kelompok tumbuhan yang membentuk
umbi dengan melibatkan daunnya. Umbi akar (bahasa Latin: tuber rhizogenum, bahasa Inggris: tuberous root) merupakan umbi yang
terbentuk dari akar. Dilihat dari asalnya, umbi akar dapat
terbentuk dari akar tunggang, seperti umbi wortel atau lobak, maupun dari akar cabang, seperti umbi ketela pohon/singkong, ketela rambat/ubi jalar, dan garut. Umbi batang (bahasa Latin: tuber cauligenum) merupakan umbi
yang terbentuk dari batang atau struktur modifikasi batang, seperti geragih (stolo) atau rimpang (rhizoma). Umbi
batang dihasilkan oleh beberapa spesies Solanaceae (yang paling dikenal adalah umbi kentang) dan Asteraceae (seperti umbi dahlia dan topinambur). Umbi lapis (bulbus) merupakan sejenis umbi yang terbentuk dari tumpukan (pangkal)
daun yang tersusun rapat dalam format roset. Umbi
jenis ini dibentuk oleh beberapa suku-suku monokotil seperti Amaryllidaceae
(arti luas, termasuk kelompok bawang-bawangan) dan Liliaceae.
Serealia dikenal juga sebagai sereal
atau biji-bijian (bahasa Inggris: cereal) adalah sekelompok tanaman yang ditanam untuk dipanen biji atau
bulirnya sebagai sumber karbohidrat/pati.Kebanyakan serealia merupakan anggota dari suku padi-padian dan disebut sebagai serealia
sejati. Anggota yang paling dikenal dan memiliki nilai ekonomi tinggi,
sehingga dikenal sebagai serealia utama adalah padi, jagung, gandum, gandum durum, jelai, haver, dan gandum
hitam. Beberapa
tanaman penghasil bijian yang bukan padi-padian juga sering disebut serealia
semu (pseudocereals); mencakup buckwheat, bayam biji (seed amaranth), dan kinoa. Beberapa serealia juga dikenal sebagai pakan burung berkicau, seperti jewawut dan berbagai jenis milet.
2.2
TEKNOLOGI
PEMANFAATAN UMBI-UMBIAN DAN SEREALIA
A.
PEMANFAATAN
UMBI-UMBIAN
1. Talas
Talas
merupakan umbi-umbian lokal Indonesia yang masih belum digunakan dengan
maksimal untuk diolah sebagai produk. Masyarakat masih menggunakannya sebagai
produk gorengan atau sayuran. Umumnya bagian dari talas yang dikonsumsi adalah
bagian umbinya. Akan tetapi bagian lain dari talas juga dapat dimanfaatkan,
seperti daun dapat digunakan sebagai sayur, atau kulit umbi talas dapat
digunakan sebagai makanan ternak. Keunggulan umbi talas antara lain rendah
lemak, bebas gluten, serta mudah dicerna. Talas mudah dicerna karena pati talas
berukuran kecil dan kandungan patinya cukup tinggi, yaitu 70–80 gram/100 gram
berat talas kering (Quach et al, 2000).
Ø Tepung talas rendah oksalat
Proses
pembuatantepung talas cukup sederhana, talas yang telah dipanen dikupas
kemudian dicuci sampai bersih dan selanjutnya diiris tipis. Untuk mereduksi
oksalat dilakukan perendaman dengan larutan garam dengan konsentrasi 10% selama
120 menit –150 menit, ditiriskan dan kemudian direndam kembali dengan air
(25°C) selama 3 jam. Setelah itu dilakukan penirisan kedua sebelum dikeringkan.
Pengeringan dapat menggunakan sinar matahari, jika menggunakan alat pengering
digunakan suhu 60°C selama 16 jam. Setelah kering kemudian digiling dan diayak
(Marliana, 2011).
Ø Mie talas
Pembuatan
mie talas dapat digunakan talas yang masih segar kemudian dikukus dan
dihaluskan.
Campuran
tepung terigu yang diperlukan sebesar 50%, garam, dan kocokan telur. Teknik
pembuatan mie talas adalah: talas dikupas, dicuci, direndam dengan air garam
untuk menghilangkan rasa gatal dan lendir, dicuci kembali, dikukus, haluskan,
dicampur dengan bahan lainnya. Kemudian pembuatan lembaran (diulang kurang
lebih 6 kali) sebelum dicetak atau pemotongan mie,perebusan dengan waktu yang
tidak terlalu lama (kurang lebih 1 menit), diangkat dan langsung dimasukkan
dalam air dingin untuk menghentikan proses gelatinisasi, lalu ditiriskan hingga
dihasilkan mie basah. Mie basah ini dapat langsung digunakan sebagai penganan
pengganti nasi atausumber karbohidrat keluarga .
Ø Pangsit talas
Perlakuan
awal pada pembuatan pangsit talas ini hampir sama dengan pembuatan mie talas,
yaitu untuk menghilangkan rasa gatal dan lendir yang terdapat pada talas.
Komposisi bahan yang diperlukan adalah talas yang sudah dikukus dan dihaluskan
(500 g), tepung terigu (500 g), margarine (100 g), garam (secukupnya), bawang
putih dihaluskan (50 g), air (80 ml), dan minyak untuk menggoreng. Bahan lain
dapat ditambah potongan daun bawang dan seledri sesuai selera. Proses
pengolahannya sebagai berikut talas kukus yang telah dihaluskan dicampur dengan
terigu, garam, dan bumbu lain, aduk rata. Margarine dilelehkan lalu di tambah air
tapitidak sampai mendidih. Kemudian dicampur kedua bahan tersebut sambil diaduk
merata hingga kalis, dibuat lembaran, dipotong tipis-tipis dan digoreng hingga
kekuningan seperti pada Gambar 2 (Balitkabi, 2013). Pangsit talas disimpan
dalam wadah tertutup rapat, dan jika ingin dipasarkan dapat menggunakan plastik
PE 0.8 mm.
2. Ubi Jalar
Ubi
jalar (Ipomoea batatas L) menyimpan potensi yang cukup besar baik sebagai
pangan alternatif maupun pengembangan untuk skala luas. Keunggulan ubi jalar
putih sebagai bahan makanan pokok adalah mengandung kalsium yang tinggi
dibandingkan beras, jagung, terigu dan sorghum. Ubi jalar dapat diolah menjadi
berbagai macam produk jadi, dari ubi segar yang bisa langsung dikonsumsi maupun
produk setengah jadi sebagai bahan baku industri pangan ataupun industri pakan
ternak.
Ø Keripik ubi jalar
Teknik
pembuatan keripik ubi jalar berdasarkan produk yang diinginkan (produk setengah
jadi atau produk jadi). Teknik pembuatan keripik (produk jadi): ubi dikupas,
diiris, dan digoreng, sedangkan pengolahan keripik produk setengah jadi adalah:
ubi dikupas, dikukus, dikeringkan, dan digoreng apabilaakan dikonsumsi.
Ø Pati ubi jalar
Pati ubi jalar dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dalam
pembuatan roti, biskuit, soun, sirup ubi jalar sebagai bahan dasar pembuatan
kembang gula, es krim, jelly, dan saos. Selain itu pati ubi jalar dapat
digunakan dalam industri kimia, obat-obatan, tekstil, dan bahan
kosmetik.Pengolahan pati ubi jalar meliputi: pencucian,pemarutan,penyaringan,
pengendapan untuk memisahkan pati dengan protein, polifenol, dan komponen lain,
pencucian pati, pengeringan. Pati kering yang masih menggumpal digiling/proses
penepungan, dan pengayakan.
Ø Tepung ubi jalar
Prose
pembuatan tepung ubi jalar adalah: pengupasan, pengirisan atau penyawutan
secara manual atau menggunakan alat, perendaman dengan larutan natrium
metabisulfit (3 liter air ditambah 2 gram natrium metabisulfit / kg ubi) kurang
lebih 15 menit, ditiriskan, dibilas, penjemuran/pengeringan menggunakan oven
pada suhu 50°C hingga kandungan air mencapai kurang lebih 7%, penggilingan atau
penepungan, pengayakan 80 mesh. Tepung ubi jalar dapat digunakan sebagai bahan
substitusi terigu untuk pembuatan roti, kue kering, dan mie.
Ø Kue/roti
Tepung
ubi jalar jalar dapat diolah menjadi berbagai macam kue kering, kue bolu/cake,
kue basah, dan roti tawar/manis. Resep untuk pembuatannya sangat beragam,
tergantung pada pembuatnya. Kue bolu dan kue kering dapat menggunakan tepung
ubi jalar hingga 100% atau kurang, sedangkan untuk pembuatan roti tawar/manis
dan donat hanya menggunakan tepung ubi jalar 10-20% dan sisanya tepung terigu.
Hal ini karena roti dan donat memerlukan daya mengembang sehingga memerlukan
tepung terigu yang lebih banyak dari tepung ubi jalarnya (Antarlina, 1997).
3. Singkong
Ubi
kayu atau singkong merupakan salah satu bahan makanan sumber karbohidrat
(sumber energi). Kandungan dalam 100 gram bahan, komposisi karbohidrat mencapai
34 gram, protein 1.2 gram, lemak 0.3 gram, air 62.50 gram, dan komponen
lainnya. Ubi kayu dalam keadaan segar tidak tahan lama, sehingga untuk
pemasaran yang memerlukan waktu lama, ubi kayu harus diolah dulu menjadi bentuk
lain yang lebih awet, seperti gaplek, tapioka (pati singkong), tepung singkong,
tapai, dan lain sebagainya.
Ø Tepung singkong dan MOCAF
Ubi
kayu yang telah dikupas dan dicuci bersih selanjutnya disawut dengan mesin
sawut kemudian dipres hingga keluar sebagian kandungan airnya dan dijemur.
Tepung singkong diperoleh dengan menggiling sawut kering tersebut hingga
dihasilkan tepung putih. Tepung singkong mengandung serat kasar serta komponen
zat gizi lain yang lebih tinggi dibandingkan dengan tapioka, (Sri Dewi I.,
1999).
Tepung
mocaf (modified cassava flour) atau dalam bahasa Indonesia disebut tepung
singkong dimodifikasi. Hal ini karena dalam pembuatan mocaf dilakukan proses
khusus yang disebut dengan fermentasi atau pemeraman yang melibatkan jasa
mikrobia atau enzim tertentu, sehingga selama proses fermentasi berlangsung
terjadi perubahan yang luar biasa dalam massa ubi, baik dari aspek perubahan
fisik, kimiawi, dan mikrobiologis serta inderawi. Beberapa informasi mengatakan
bahwa selama proses fermentasi berlangsung tumbuh berbagai spesies mikrobia
antara lain Carinebacterium manihot, Geotrichum candidum, Aspergillus sp,
Syncephalastrum sp, Leuconostop sp, Alcaligenus sp, Lactobacillus sp,
Streptococcus, Aacinotobacter dan Bacillus sp. Semua mikrobia tersebut berperan
dalam melakukan perubahan pada massa ubi dan medianya (air rendaman) (Kymaryo
et al.,2000).
B.
PEMANFAATAN SEREALIA
Ø Padi
(Beras)
Beras adalah bulir padi yang sudah dipisahkan dari sekam.
Beras mengandung karbohidrat yang kaya akan zat gula atau glukosa. Rasa manis
dari kandungan glukosa merupakan sumber energi yang bermanfaat bagi tubuh untuk
melakukan berbagai aktifitas. Selain rasa manis dan beras tanak, nasi cocok
dipadukan dengan berbagai lauk pauk yang membuat orang menggunakan beras
sebagai makanan poko. Warna beras yang berbeda beda diatur secara genetik,
akibat perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, warna endospermia, dan
komposisi pati pada endospermia. Adapun berbagai jenis warna beras yaitu beras
putih, beras merah, beras ketan hitam, dan beras ketan putih.
Ø Jagung
Jagung (Zea mays) merupakan salah satu serealia yang
strategis dan bernilai ekonomis serta mempunyai peluang untuk dikembangkan
karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras.
Selain sebagai sumber karbohidrat, juga merupakan sumber protein yang penting
dalam menu masyarakat Indonesia. Kandungan gizi utama jagung adalah pati (72%-73%),dengan
perbandingan amilosa dan amilopektin 25-30% : 70-75%, namun pada jagung pulut
(waxy maize) 0-7% : 93-100%. Kadar gula sederhana jagung (glukosa, fruktosa,
dan sukrosa) berkisar antara 1-3%. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80%
dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa
campuran amilosa dan amilopektin. Perbedaan ini tidak hanya berpengaruh pada
kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan.
Jagung manis tidak mampu memproduksi pati sehingga bijinya terasa lebih manis
ketika masih muda.
Hampir seluruh bagian tanaman jagung dapat dimanfaatkan
untuk berbagai macam keperluan. Batang dan daun tanaman yang masih muda dapat
digunakan untuk pakan ternak, yang tua (setelah dipanen) dapat digunakan untuk
pupuk hijau atau kompos. Saat ini cukup banyak yang memanfaatkan batang jagung
untuk kertas. Harganya cukup menarik seiring dengan kenaikan harga bahan baku
kertas berupa pulp. Buah jagung yang masih muda banyak digunakan sebagai
sayuran, perkedel, bakwan, dan sebagainya. Kegunaan lain dari jagung adalah
sebagai pakan ternak, bahan baku farmasi, dextrin, perekat, tekstil, minyak
goreng, dan etanol.
Ø Gandum
Gandum (Triticum spp.) adalah sejenis tanaman yang kaya akan
karbohidrat. Gandum biasanya diguanakan untuk memproduksi tepung terigu, pakan
ternak, ataupun difermentasi untuk menghasilkan alkohol. Biji gandum terdiri
atas: 83% endosperma, 14,5% bran & aleurone layer, 2,5% germ. Tepung terigu
adalah tepung/bubuk halus yang berasal dari biji gandum, dan digunakan sebagai
bahan dasar pembuat kue, mi, dan roti. Tepung terigu mengandung banyak zat
pati, yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Tepung terigu juga
mengandung protein dalam bentuk gluten, yang berperan dalam menentukan
kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan terigu.
Ø Sorgum
Sorgum adalah tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai
sumber pangan, pakan ternak, dan bahan baku industri. Tanaman sorgum mirip
tanaman jagung, namun tumbuh lebih tinggi dan cocok ditanam di tempat yang
kering maupun berair, dan tahan terhadap hama daripada tanaman sejenisnya. Dari
segi gizi, sorgum mengandung karbohidrat, protein, kalsium, dan zat lain yang
bermanfaat. Sorgum bermanfaat mulai dari daun sampai akarnya.
-
Daunnya
menjadi sumber pakan ternak, tangkai daunnya bisa dijadikan kerajinan tangan
dan sapu. Bunga sorgum juga bisa dimanfaatkan sebagai bunga kering untuk
hiasan.
-
Batangnya
adalah lumbung bioetanol dan bahan pembuat kertas. Batang yang masih muda bisa
dibua sirup, karena rasanya manis. Caranya, kupas kulit batang yang masih muda
dan diambil bagian dalamnya.
-
Akarnya
dapat digunakan sebagai jamu untuk memperlancar peredaran darah. Akar cukup
diseduh, lalu airnya diminum.
-
Bijinya
mengandung gizi tinggi, nilai protein, kalsium, dan karbohidratnya lebih besar
dibandingkan beras dan jagung. Sorgum juga kaya serat dan mengandung gluten
rendah. Biji sorgum dapat dibuat tepung sebagai bahan dasar pembuatan makanan.
Bahkan setelah dikupas kulitnya, biji sorgum dapat langsung ditanak layaknya
beras dan dikonsumsi.
2.3
TEKNOLOGI
PENGOLAHAN UMBI-UMBIAN DAN SEREALIA
1. Merebus(Boiling)
Merebus adalah melunakkan atau mematangkan bahan makanan dalam cairan (air, kaldu, santan atau susu sampai mendidih). Kematangan bahan makanan tidak boleh terlalu lunak agar vitaminnya masih ada.
Merebus adalah melunakkan atau mematangkan bahan makanan dalam cairan (air, kaldu, santan atau susu sampai mendidih). Kematangan bahan makanan tidak boleh terlalu lunak agar vitaminnya masih ada.
2. Mengukus(Steaming)
Mengukus adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih. Bahan makanan diletakkan dalam suatu tempat, lalu uap air disalurkan di sekeliling bahan makanan yang dikukus. Dengan mengukus rasa asli dan nutrisi makanan tetap terjaga. Alat yang biasa digunakan adalah panci kukus. Mengukus memang membutuhkan waktu yang lebih lama daripada merebus (boiling). Namun, bahan makanan yang dikukus akan mempertahankan warna dan rasa yang lebih baik daripada sayuran yang direbus.
Mengukus adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih. Bahan makanan diletakkan dalam suatu tempat, lalu uap air disalurkan di sekeliling bahan makanan yang dikukus. Dengan mengukus rasa asli dan nutrisi makanan tetap terjaga. Alat yang biasa digunakan adalah panci kukus. Mengukus memang membutuhkan waktu yang lebih lama daripada merebus (boiling). Namun, bahan makanan yang dikukus akan mempertahankan warna dan rasa yang lebih baik daripada sayuran yang direbus.
3. Menggoreng(Frying)
Menggoreng adalah metode memasak bahan makanan di dalam minyak goreng panas. Menggoreng bisa dilakukan dengan medium minyak goreng banyak (deep frying), sehingga bahan makanan yang digoreng tercelup minyak dan minyak goreng sedikit (pan frying/shallow frying). Namun, ada juga menggoreng non minyak (sangrai) biasanya untuk menggoreng kerupuk melarat/kerupuk disel (kerupuk yang dibuat dari kanji) dengan menggunakan medium pasir. Atau menggoreng menggunakan medium udara panas biasanya menggoreng kopi biji atau kacang tanah polong.
Menggoreng adalah metode memasak bahan makanan di dalam minyak goreng panas. Menggoreng bisa dilakukan dengan medium minyak goreng banyak (deep frying), sehingga bahan makanan yang digoreng tercelup minyak dan minyak goreng sedikit (pan frying/shallow frying). Namun, ada juga menggoreng non minyak (sangrai) biasanya untuk menggoreng kerupuk melarat/kerupuk disel (kerupuk yang dibuat dari kanji) dengan menggunakan medium pasir. Atau menggoreng menggunakan medium udara panas biasanya menggoreng kopi biji atau kacang tanah polong.
4. Penyosohan
Penyosohan merupakan
proses untuk menghilangkan kulit biji dengan disosoh. Penyosohan secara
tradisional dilakukan dengan alu dan lumpang ditambah percikan air ke biji
serealia yang ditumbuk. Proses penyosohan diharapkan dapat menghilangkan kulit
ari dan lembaga pada biji serealia, sehingga menjadi butiran besar ataupun
butiran kecil untuk mempermudah dalam proses penanganan lanjutan. Saat ini,
penyosohan dilakukan dengan menggunakan mesin.
5. Penggilingan
Penggilingan
dimaksudkan untuk menghaluskan bahan baku menjadi adonan. Proses penggilingan
dapat dilakukan secara tradisional dan modern. Cara tradisional penghalusan
bahan baku dilakukan dengan pemarutan atau penumbukan hingga halus. Jika secara
modern penghalusan bahan baku dilakukan dengan menggunakan mesin penggilingan.
6. Pengeringan
Tujuan utama
pengeringan adalah untuk mengurangi kandungan air bahan sampai batas yang aman
untuk disimpan. Pengeringan dengan panas matahari merupakan teknik pengolahan
yang paling sederhana. Setelah bahan baku pangan dikupas/dibersihkan dan
mengalami pencucian dan pemotongan, kemudian bahan baku tersebut dikeringkan
dengan cara dijemur diterik matahari hingga kering. Faktor utama yang
mempengaruhi pengeringan yaitu kecepatan pengeringan dari suatu bahan pangan
tersebut. Pengeringan secara modern dilakukan dengan mesin yang dapat diatur
sesuai suhunya dengan kebutuhan.
7. Blanching
Blanching adalah proses
perlakuan pemanasan awal yang biasanya dilakukan pada bahan nabati segar
sebelum mengalami proses pembekuan, pengeringan atau pengalengan. Blanching
bermanfaat untuk mempermudah proses pengupasan kulit pada buah atau
kacang-kacangan dan untuk menunjang tampilan warna dari beberapa sayuran
(terutama hijau) sehingga klorofilnya tidak hilang dan tetap segar.
Proses blanching dilakukan dengan memanaskan bahan pangan pada suhu kurang dari 100°C dengan menggunakan air panas atau uap air panas. Contoh proses blanching yaitu mencelupkan sayuran atau buah di dalam air mendidih selama 3 sampai 5 menit atau mengukusnya selama 3 sampai 5 menit. Kemudian langsung/segera dilanjutkan proses pendinginan dengan cara dibenamkan ke dalam air es selama beberapa waktu, biasanya lamanya waktu untuk proses pendidngan sama dengan lama waktu yang digunakan untuk blancing.
Waktu pendinginan ini tidak boleh terlalu lama, karena dapat menyebabkan meningkatnya kehilangan komponen larut air (lisis) kedalam air pendingin. Untuk meminimalkan kehilangan komponen larut air (lisis) kedalam air pendingin, maka proses pendinginan dapat dilakukan dengan menggunakan udara dingin sebagai media pendinginnya. Pendinginan bertujuan untuk mencegah pelunakan jaringan yang berlebihan sekaligus dan sebagai proses pencucian setelah blanching. Setiap bahan pangan memiliki waktu proses blanching yang berbeda-beda untuk inaktivasi enzim, tergantung pada jenis bahan tersebut, metode blanching yang digunakan, ukuran bahan dan suhu media pemanas yang digunakan.
Proses blanching dilakukan dengan memanaskan bahan pangan pada suhu kurang dari 100°C dengan menggunakan air panas atau uap air panas. Contoh proses blanching yaitu mencelupkan sayuran atau buah di dalam air mendidih selama 3 sampai 5 menit atau mengukusnya selama 3 sampai 5 menit. Kemudian langsung/segera dilanjutkan proses pendinginan dengan cara dibenamkan ke dalam air es selama beberapa waktu, biasanya lamanya waktu untuk proses pendidngan sama dengan lama waktu yang digunakan untuk blancing.
Waktu pendinginan ini tidak boleh terlalu lama, karena dapat menyebabkan meningkatnya kehilangan komponen larut air (lisis) kedalam air pendingin. Untuk meminimalkan kehilangan komponen larut air (lisis) kedalam air pendingin, maka proses pendinginan dapat dilakukan dengan menggunakan udara dingin sebagai media pendinginnya. Pendinginan bertujuan untuk mencegah pelunakan jaringan yang berlebihan sekaligus dan sebagai proses pencucian setelah blanching. Setiap bahan pangan memiliki waktu proses blanching yang berbeda-beda untuk inaktivasi enzim, tergantung pada jenis bahan tersebut, metode blanching yang digunakan, ukuran bahan dan suhu media pemanas yang digunakan.
Tujuan Blanching adalah
untuk menginaktifkan enzim, menginaktifkan mikroorganisme dan melunakkan
tekstur atau jaringan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Umbi-umbian adalah bahan nabati yang diperoleh dari dalam
tanah, misalnya ubi kayu, ubi jalar, kentang, bawang, jahe, talas, bngkuang dan
lain sebagainya. Pada umumnya umbi-umbian tersebut adalah bahan sumber
karbohidrat terutama pati dan merupakan sumber cita rasa dan aroma karena
mengandung oleoresin. Umbi-umbian adalah bahan nabati yang
diperoleh dari dalam tanah, misalnya ubi kayu, ubi jalar, kentang, bawang,
jahe, talas, bngkuang dan lain sebagainya.
Serealia adalah buah dari rumput yang dibudidayakan, anggota
dari famili graminae. Serealia, dikenal juga sebagai sereal atau
biji-bijian merupakan sekelompok tanaman yang ditanam untuk dipanen
biji/bulirnya sebagai sumber karbohidrat/pati. Di Malaysia disebut sebagai
bijirin. Kebanyakan serealia merupakan anggota dari suku padi-padian dan
disebut sebagai serealia sejati.
Anggota yang paling dikenal dan memiliki nilai ekonomi
tinggi, sehingga dikenal sebagai serealia utama adalah padi, jagung, gandum,
gandum durum, jelai, haver, sorgum, dan gandum hitam. Beberapa tanaman
penghasil bijian yang bukan padi-padian juga sering disebut serealia semu
(pseudocereals); mencakup buckwheat, bayam biji (seed amaranth), dan kinoa.
Beberapa serealia juga dikenal sebagai pakan burung berkicau, seperti jewawut
dan berbagai jenis milet.
Teknik yang dipakai untuk mengolah umbi dan serealia adalah
teknik merebus (boiling), mengukus (steaming) dan menggoreng (frying),
penyosohan, penggilingan, pengeringan, dan blanching.
3.2 SARAN
Mari
kita tingkatkan konsumsi umbi-umbian karena umbi-umbian juga mengandung zat
gizi yang berguna untuk tubuh kita.
DAFTAR
PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar